KUNJUNGAN PESERTA SEMINAR TENTANG DALUANG DALAM RANGKA
“BEATEN BARK EXHIBITION - HIDDEN TREASURE: FUYA, TAPA, DALUANG”
Dalam rangkaian acara “Beaten Bark Exhibition - Hidden Treasure: Fuya, Tapa, Daluang” yang dilaksanakan oleh Museum Tekstil Jakarta 2-30 November 2016, pada tanggal 4 November 2016 para peserta seminar (yang berlangsung tanggal 3 November 2016) mengunjungi Museum Negeri Sri Baduga untuk melihat koleksi naskah yang terbuat dari daluang. Peserta seminar yang berasal dari berbagai negara di antaranya Prof. Isamu Sakamoto, Drs. René Teijgeler (Ahli Antropologi Budaya dan Arkeologi Belanda – Ahli Konservasi), Dr. Chi-Shan Chang (National Museum of Prehistory, Taiwan), mahasiswa, dan para pemerhati kulit kayu berkesempatan melihat koleksi naskah di ruang penyimpanan dan memberikan masukan tentang cara penyimpanan naskah serta memberi masukan tentang kondisi ruangan yang ideal untuk koleksi kertas/naskah agar tetap terjaga keutuhan kertas dan tintanya.
Pemakaian kotak-kotak penyimpanan naskah menurut Sakamoto dan Teijgeler sudah bagus, walaupun karton yang digunakan untuk membuat kotak ini bersifat asam namun dapat mengurangi serangga yang akan merusak kertas. Untuk mengurangi keasaman karton, naskah perlu dibungkus dengan kertas bebas asam. Kotak karton akan melindungi koleksi naskah tidak kontak langsung dengan tak penyimpanan yang terbuat dari bahan logam. Naskah yang terlalu tinggi tingkat keasamamnya, dianjurkan untuk dikonsultasikan ke Perpustakaan Nasional untuk penanganan lebih lanjut. Drs. René Teijgeler juga memberikan saran penyimpanan alat pengukur suhu dan kelembaban serta pencatatan pengukuran suhu dua kali tiap hari, pagi dan sore pada waktu yang sama setiap harinya untuk memudahkan pengamatan dan pengendalian suhu di ruangan.
Berdasarkan masukan dari Sakamoto, pada kunjungannya pada 19-20 Oktober 2016, koleksi naskah yang semula lembab dan berjamur, kelembanannya berkurang dan jamur berangsur-angsur menipis karena suhu yang stabil dengan dipasangnya pendingin ruangan dan dehumidifier selama 24 jam.
Sumber Berita : Wanti Windari