23 Februari 2015
Sumber Berita : Romulo, M.Hum (Kurator Museum Sri Baduga)
Tentara mengunjungi Museum Sri Baduga
Tentara masuk Museum Sri Baduga, kenapa tidak? Para prajurit ini bukan untuk mencari paket yang dicurigai berisi “bom” tapi mereka ingin mengetahui perjalanan sejarah budaya Jawa Barat serta bagaimana museum merawat / mendokumentasikan koleksi-koleksi yang dimilikinya. Selama ini museum identik dengan sekolahan, karena setiap hari dipenuhi oleh para pelajar dari berbagai tingkatan mulai dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi.
Kenyataannya, selain anak sekolahan Museum ini juga dikunjungi oleh kalangan tamu-tamu kehormatan, antara lain: Delegasi Serbia, Palestina, Brunai Darussalam, anggota DPRD kabupaten/kota, dll. Sebelum tamu kehormatan mengadakan kunjungan ke Museum, minimal seminggu sebelumnya panitia yang bersangkutan sudah berkoordinasi dengan Museum. Hal ini penting agar kedatangan tamu-tamu kehormatan tersebut dapat dikondisikan dengan baik walaupun dengan waktu yang terbatas.
Kali ini, tamu kehormatan yang hadir ke Museum Sri Baduga adalah peserta Diklat SESKO AD dari berbagai negara, antara lain: Vietnam, Kamboja, Singapore, Malaysia, Australia. Mereka juga sangat antusias terhadap Museum Sri Baduga. Hal ini mungkin karena sebelumnya mereka sudah mendapatkan informasi tentang koleksi-koleksi di Museum ini. Pertanyaan yang sering dilontarkan adalah “Siapakah Siliwangi?” dan apa saja tinggalan-tinggalannya dan bagaimana proses akulturasi masa Hindu-Budha dengan Islam serta bagaimana perawatan koleksi berbahan kertas dan logam. Pertanyaan-pertanyaan mereka dijawab dengan lugas oleh Pemandu seraya mengajak mereka agar lebih dekat dengan prasasti Batutulis Bogor untuk menjelaskan siapa sebenarnya.
Untuk menjawab pertanyaan lainnya yang berhubungan denga perawatan koleksi, tamu diajak langsung ke ruang lab yang berada di belakang bangunan, (non public area). Jawaban atas pertanyaan tentang prilaku generasi muda, I would like to let you know that our local government has a policy of culture, here, we have West Java Tourism and Culture Department to create many programs in this case, Culture as well as Tourism, protection and assesment of cultural heritage.
Kunjungan ini memberikan pengalaman kepada mereka bahwa Museum Sri Baduga berhasil memberikan kontribusi positif terhadap generasi muda untuk memiliki ideologi kuat tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam pembangunan suatu negara. Hal itu dapat tercapai apabila dilandasi oleh akar budaya yang kuat dan disampaikan dengan baik, demikian pembicaraan antara instruktur dengan prajurit yang ditangkap oleh pemandu dan memang terbukti dari tulisan di buku kesan dan pesan “good museum, good guide dan this’s a good museum for young generation, etc”.