4 Juni 2016
Sumber Berita : Iip Sarif Hidayat (Edukator Museum Sri Baduga)
Wisatawan Mancanegara Menjelajahi Museum Sri Baduga
dalam rangka
MILANGKALA MUSEUM SRI BADUGA
Ka-36 Taun
Sabtu (04/06/2016), Iip Sarif Hidayat (Edukator Museum) bersama wisatawan mancanegara dari Srilanka
Pada saat berlangsungnya acara MILANGKALA MUSEUM SRI BADUGA Ka-36 yang dimeriahkan sederetan acara seremonial diantaranya, monolog inggit garnasih, seminar museum di era digital, Pameran tak benda (yang sudah mendapatkan pengakuan dunia UNESCO), Workshop dan pergelaran permainan tradisional anak Jawa Barat. Disaat acara berlangsung, dalam pentas atraksi seni permainan anak Jawa Barat, yang dihadiri tamu undangan dan masyarakat sekitarnya, kami kedatangan pengunjung yang cukup banyak jumlahnya berasal dari negara Srilanka.
Tamu berkeliling ke ruang tata pameran tetap Museum Sri Baduga didampingi dan diberikan informasi oleh pemandu museum. Disaat keliling melihat ruang pameran, mereka antusias dan tertarik terhadap benda-koleksi yang di miliki dan di pamerkan di museum. Mereka bertanya lebih jauh tentang budaya dan kebudayaan Sunda khusunya yang berhubungan dengan kata Sunda yang awalnya di pengaruhi budaya Hindu budha berasal dari India.
Penjelasan pemandu museum " Istilah Sunda untuk menamai wilayah dan penduduk di bagian barat Pulau Jawa. Kata sudha dalam bahasa Sansekerta dipakai sebagai nama gunung yang menjulang di wilayah tatar Sunda yaitu Gunung Sunda yang tingginya mencapai 1.850 meter. Gunung tersebut tampak dari jauh putih bercahaya, makna kata suddha dalam bahasa Sansekerta, karena tertutup oleh abu yang berasal dari letusan gunung tersebut . "
Dijelaskan kembali oleh pemandu museum bahwa " Dalam karya sastra Adiparwa yang merupakan bagian pertama dari kitab Mahabharata yang sangat terkenal dan dianggap suci bagi umat Hindu, dikenal dua orang tokoh raja raksasa yang bernama Sunda dan Upasunda. Selain itu di India juga terdapat kota bernama Sunda atau Sonda di pesisir barat India, sebelah tenggara Goa, dan sebelah timur kota pelabuhan Karwar." Hal tersebut dikaitkan pula dengan asal mula penggunaan istilah Sunda sebagai nama wilayah bagian barat Pulau Jawa.