Posted on Feb 17, 2017
Cerita tentang Inggit Garnasih yang dibawakan secara monolog oleh Lely Mei dari Komunitas Api Bandung, memunculkan tanya dalam benak para penonton di Auditorium Museum negeri Jawa Barat Sri Baduga. Dalam monolog bertajuk "Perjalanan rasa "(Inggit Garnasih), Lely pun menyebut nama-nama yang terkait sosok Inggit. Diungkapkan pula makna nama Inggit Garnasih yang berasal "hegar" (segar menghidupkan) dan "asih" (penuh rasa cinta). Sementara Inggit, dari kata "ringgit" karena untuk mendapatkan senyuman Garnasih, seakan memperoleh uang ringgit. Memang tak banyak literasi yang menceritakan sosok Inggit Garnasih, istri kedua Sukarno. "Karena kurang dikenal. Sangat sedikit buku sejarah yang menceritakan sosok Inggi. Generasi sekarang pun kurang mau mengenal dan mengetahui sejarah. Maka, pada peringatan Inggit Garnasih ke-129 tahun ini, kami menggelar cerita Inggit dalam bentuk monolog. Harapannya, kiprah Inggit di balik kesuksesan Sukarno sebagai sang proklamator diketahui generasi sekarang," ujar Kepala Balai Pengelolaan Museum Negeri Jawa Barat Sri Baduga, Sajidin Aries, Jumat (17/2/2017). ( Read More )
Posted on Feb 16, 2017
Wajah Serius di perlihatkan Sasaki Tomoya (25) saat diberi kesempatan untuk menaburkan bunga mawar berwarna merah dan putih di pusara Inggit Garnasih. Semula pemuda delegasi Japan International Cooperation Agency (JICA) ini menolak dengan alasan kurang pantas meskipun akhirnya mau setelah didampingi beberapa pimpinan dari Balai Pengelolaan Museum Negeri Jawa Barat Sri Baduga . "Saya mengenal Sukarno bukan karena Ibu Dewi yang menjadi istrinya berasal dari Jepang, tetapi kebesaran Sukarno sangat disegani dunia. Oleh karena itu, saya merasa sangat tersanjung dan mendapat kehormatan untuk menabur bunga di makam Inggit Garnasih, seorang tokoh sunda yang disegani dan salah seorang istri sukarno," ujar Sasaki Tomoya ( Read More )
Posted on Feb 14, 2017
Pemahaman tentang sejarah di kalangan generasi muda harus lebih terarah dan sistematis. Banyak sejarah daerah tak diketahui generasi sekarang karena lebih menekankan pada peristiwa, bukan nilai. Demikian diungkapkan Kepala Balai Pengelolaan Museum Negeri Jawa Barat Sri Baduga, Sajidin Aries, seusai mendampingi kunjungan Pensiunan Pegawai Negeri Sipil se-Kecamatan Arcamanik, Selasa (14/2/2017). Para peserta itu datang menggunakan enam unit Bandros (Bandung Tour On The Bus). "Ketertarikan generasi sekarang terhadap peristiwa sejarah sangat minim, bahkan kurang menyukai. Ini karena ada anggapan bahwa sejarah identik dengan peristiwa yang terkait waktu, tempat dan nama pelaku," ujar Aries. Padahal menurut Aries, peristiwa sejarah tak selalu terkait nama tempat, pelaku, dan waktu. "Justru yang saat ini banyak dicari dan dipelajari peneliti dari luar adalah hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai dalam peristiwa tersebut," ujarnya. ( Read More )
Posted on Feb 13, 2017
Dalam rangka memperingati Milangkala Inggit Garnasih ke-129, Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga akan menyelenggarakan kegiatan Pameran Sejarah Jejak Juang Inggit Garnasih dengan acara sebagai berikut : -16 Februari 2017 : Field Trip / Napak Tilas Ibu Inggit dan Bapak Soekarno Tempat terbatas, konfirmasi kehadiran pada nomor kontak : 089657246956 (Alif) | 085795120182 (Pramukti) -17 Februari 2017 : PUNCAK ACARA Monolog Inggit Garnasih ( 14:00 s.d 17:00 ) di Auditorium Museum Negeri Sri Baduga, Jl. BKR No. 185 Bandung -18 s.d 28 Februari 2016 : Pameran Story Line "Ibu Inggit Garnasih" ( 09:00 s.d 16:00 ) di Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Jl. Inggit Garnasih No. 8 Bandung ( Read More )
Posted on Dec 11, 2016
Terima kasih kepada penyelenggara Pameran Usaha Provinsi Jawa Barat. Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga menyampaikan Album foto kenangan selama kegiatan berlangsung. Sahabat Museum Sri Baduga dapat meilhat dan menyimpan foto kenangan tersebut. - Museum di hatiku - ( Read More )