Dalam rangkaian acara “Beaten Bark Exhibition - Hidden Treasure: Fuya, Tapa, Daluang” yang dilaksanakan oleh Museum Tekstil Jakarta 2-30 November 2016, pada tanggal 4 November 2016 para peserta seminar (yang berlangsung tanggal 3 November 2016) mengunjungi Museum Negeri Sri Baduga untuk melihat koleksi naskah yang terbuat dari daluang. Peserta seminar yang berasal dari berbagai negara di antaranya Prof. Isamu Sakamoto, Drs. René Teijgeler (Ahli Antropologi Budaya dan Arkeologi Belanda – Ahli Konservasi), Dr. Chi-Shan Chang (National Museum of Prehistory, Taiwan), mahasiswa, dan para pemerhati kulit kayu berkesempatan melihat koleksi naskah di ruang penyimpanan dan memberikan masukan tentang cara penyimpanan naskah serta memberi masukan tentang kondisi ruangan yang ideal untuk koleksi kertas/naskah agar tetap terjaga keutuhan kertas dan tintanya. ( Read More )

Pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2016, Museum Negeri Sri Baduga kedatangan Prof. Isamu Sakamoto. Beliau adalah pengajar di Universitas Surugadai, Tokyo, Jepang. Selain itu, beliau adalah Konservator, ahli pengawetan dan rekonstruksi kertas. Kedatangannya ke Indonesia bukan yang pertama kali, sebelumnya beliau juga turut serta merekontruksi dokumen-dokumen yang rusak akibat tsunami Aceh. Kedatangannya kali ini ke Indonesia berkaitan dengan pameran tentang kulit kayu di Museum Tekstil, Jakarta. Mereka berniat memamerkan produk-produk yang dihasilkan dari kulit kayu, salah satunya naskah kuno yang terbuat dari daluang. ( Read More )

Kamis, (22/09/2016) Universitas Kanazawa Jepang Program Pasca Sarjana dalam Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia yang fokus pada pemanfaatan sumber daya budaya di seluruh Dunia mengadakan Field Trip ke Museum Sri Baduga. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk mengetahui transformasi/perubahan budaya di Indonesia terutama Budaya Sunda. Beberapa koleksi menyajikan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan sunda serta kesenian dari daerah Jawa Barat. ( Read More )

We are both French students in the Ecole du Louvre in Paris. We have studied art history and history. One of us is specialized in Islamic art and the other in contemporary architecture. We are here for an internship which last one month. We have arrived for one week in the Sri Baduga museum, and we have been warmly welcomed by the staff of the museum. Passionate by their job, they are eager to promote their popular art and traditions. The museum is nicely located in the beautiful city of Bandung. The collections are exposed in two floors. You would find geological stones, some dioramas about the wildlife and the daily life of the people of west Java, some traditional clothes and tools. There is also a room with precious objects. ( Read More )

Salah satu destinasti wisata sejarah budaya yang ada di Kota Bandung adalah Museum Sri Baduga yang terletak di JL. B.K.R Non 185 Bandung, museum tersebut merupakan milik Pemda Provinsi Jawa Barat yang menyimpan benda koleksi tinggalan sejarah budaya wilayah Jawa Barat. Museum dapat dijadikan tempat wisata edukasi kultural dikalangan kalangan pelajar tingkat taman kanak-kanak, sampai perguruan tinggi disamping itu menjadi laboratorium penelian bagi mahasiswa, seniman, sejarawan dan budayawan baik lokal maupun nasional. Museum Sri Baduga, merasa bangga pada tanggal 13 – 14 Juli 2016 dijadikan tempat pertukaran kebudayaan oleh peserta Comporee Pathinder –Valien Advent Asia Pasifik. Yang mengikuti kegiatan dan berkunjung ke Museum Sri Baduga berjumlah 700 orang dari berbagai jenjang. Peserta berasal dari domestik dan beberapa negara asia pasifik lainnya yang turut mengikuti acara diselenggarakan oleh Comporee Pathfinder. ( Read More )